Workshop ekstraksi, penanaman media resin, dan pemotongan otolith dilaksanakan dalam rangka meningkatkan keahlian dosen dan peluang kolaborasi penelitian antara Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK UB) (Aida Sartimbul) dengan National Technological University (NTU)-Singapura (Joyce JL Ong). Workshop otolith ini dilaksanakan selama 3 hari (26-28 Februari 2024) di Laboratorium Aquatic Biochronology, Asian School of Environment, NTU-Singapura. Workshop ini merupakan bagian dari Enhancing Quality Education for International University Recognition (Equity) Project, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun anggaran 2023, khususnya program staff-exchange and join publication. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya dalam merawat kerjasama sebelumnya yang telah terjalin antara Universitas Brawijaya dan NTU, dibawah payung penelitian Southeast Asia Plastic 2021-2024 dengan 9 institusi dunia (Stirling University-UK, National Oceanography Centre-UK, Nanyang Technological University-Singapore, Universitas Brawijaya-Indonesia, Kasetsart University-Thailand, Herriot-Watt University-UK, Swinburne University of Technology  Sarawak Campus, University of Mons-Belgium (Grant No: NERC Ref: NE/V009621/1 – NOC Ref: NE/V009591/1 – NTU Ref: REQ0178480).

Penelitian tentang otolith ikan menjadi penting karena struktur ini dapat menentukan status stok ikan didasarkan pada umur dan pertumbuhan selama satu siklus kehidupannya. Adanya hubungan langsung antara otolith ikan dengan kondisi lingkungannya sehingga ikan tersebut dapat dikelola secara berkelanjutan. Otolith ikan merupakan struktur kalsium karbonat yang terdapat di rongga vestibular ikan yang dapat menggambarkan pertumbuhan somatik dan umur ikan. Tentunya, otolith dapat diandalkan karena tidak bias dengan ukuran ikan. Hal ini dikarenakan beberapa jenis ikan tertentu (contohnya: Giant Trevally) yang memiliki batas pertumbuhan panjang dan berat yang maksimal seiring bertambahnya umur pada saat dewasa. Struktur kalsium karbonat ini penting untuk keseimbangan dan orientasi renang ikan teleostei. Workshop otolith ini difasilitasi oleh 2 asisten peneliti (Postdoctoral: Dr. Faiq dan Dr. Julio), 1 PhD candidate NTU (Clemen) yang bekerja di Laboratorium Joyce Ong, Ph.D dan 1 teknisi laboratorium NTU (Senju). Peserta workshop otolith ini juga diikuti oleh satu mahasiswa pascasarjana (Victor Adi Winata) FPIK UB dan satu mahasiswa dari Akuakultur James Cook Singapura (Brow).

Pada hari pertama, proses ektraksi otolith khususnya sagittae (sepasang otolith yang ukurannya terbesar) dari berbagai ikan demersal tropis (ikan terumbu karang) dilakukan, termasuk proses pencetakan media resin untuk pemotongan otolith dan pembuatan preparat otolith dengan potongan melintang (transverse section). Pada hari kedua, proses analisis umur ikan dilakukan dengan pengamatan struktur annulus (ring) otolith, baik dalam skala waktu tahunan maupun harian. Metode ke-2 ini khusunya untuk ikan yang mempunya otolith tipis, seperti ikan pelagis kecil (misalnya sejenis sardin). Hari berikutnya dilanjutkan dengan diskusi tentang peluang kerjasama penelitian lebih lanjut mengenai otolith ikan laut tropis yang masih perlu dieksplorasi lebih komprehensif, terutama di Perairan Indonesia sebagai salah satu pusat Mega Biodiversitas Dunia, selain itu struktur otolith khususnya pada ikan pelagis kecil dan besar mempunyai tantangannya yang berbeda. Menurut Aida: „Tingkat kesulitan dan minimnya informasi terkait otolith, khususnya untuk ikan laut tropis, seperti di Indonesia ini mempunyai tantangan dan peluang kebaruannya yang tinggi daripada ikan laut subtropis. Lebih lanjut Aida mengatakan bahwa penelitian otolith ini akan mendorong penelitian multidisiplin seperti pengelolaan perikanan pelagis, hubungan antara umur ikan dengan kandungan omega-3, bahkan dapatpula dikaitkan dengan isu terkini seperti perubahan iklim dan mikroplastik”. (ADS/ VAW)

admin Berita, Pengumuman dan Agenda